MAKALAH
SOFTSKILL 3
“PROSES-PROSES
SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL”
DESI EKA
PUTRI
11611880
2SA01
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK-KELAPA
DUA
2012-2013
I.
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam
kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat pasti manusia akan mengadakan
komunikasi. Tidak mungkin jika dalam kehidupan tersebut manusia hanya diam dan
mengerjakan tugasnya sendiri-sendiri. Pastilah manusia memerlukan bantuan serta
terjalin komunikasi satu sama lain.
Dengan
tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak
mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara
satu sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang
dapat saling berinteraksi.
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan proses-proses sosial serta
interaksi sosial dalam kehidupan.
C. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang serta
tujuan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah, yaitu :
- Apa yang
dimaksud dengan proses sosial ?
- Apa saja
macam proes sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial ?
- Apa yang
dimaksud dengan interaksi sosial ?
- Apa saja
faktor dasar yang membentuk interaksi sosial ?
II.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PROSES SOSIAL
Gillin & Gillin mengatakan bahwa Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat
dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu
dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan
terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara
hidup yang telah ada.
Berdasarkan
sudut inilah komunikasi dapat dipandang sebagai suatu
sistem di dalam kelompok masyarakat maupun sebagai sebuah proses sosial.
Adanya
hubungan timbal balik dalam memperngaruhi tiap individu pada saat terjadinya komunikasi dapat membentuk suatu pengetahuan maupun pengalaman baru yang
dirasakan oleh masing – masing individu.
Hal ini
membuat kegiatan komunikasi menjadi suatu dasar yang kuat
dalam kehidupan maupun proses sosial seseorang. Adanya tingkat
kesadaran di dalam berkomunikasi di antara warga – warga dalam kehidupan
bermasyarakat dapat membuat masyarakat dipertahankan sebagai suatu
kesatuan dan menciptakan apa yang dinamakan sebagai suatu sistem komunikasi. Sistem komunikasi ini mempunyai lambang – lambang
yang diberi arti dan menghasilkan persepsi khusus dalam memahami lamabang –
lambang tersebut oleh masyarakat. Karena
kelangsungan kesatuannya dengan jalan komunikasi itu, setiap masyarakat dapat
membentuk kebudayaan berdasarkan system komunikasinya masing-masing.
Proses sosial adalah cara-cara
berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial
saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau
apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya
pola-pola kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai
pengaruh timbal-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya
pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi,
ekonomi dengan hukum, dst. Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial
(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial
merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
B. MACAM PROSES SOSIAL YANG TIMBUL SEBAGAI
AKIBAT ADANYA INTERAKSI SOSIAL
Gillin
dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada
dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial :
A. Proses-proses yang Asosiatif
- Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan
bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan
untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan
tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim
yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima.
Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi
mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan
baik.
Kerja sama timbul karena orientasi
orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya
(yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal
yang menyinggung anggota/perorangan lainnya.
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh
Charles H.Cooley ”kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta
penting dalam kerjasama yang berguna”Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai
beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation).
Kerjasama tersebut lebih lanjut
dibedakan lagi dengan :
- Kerjasama Spontan (Spontaneous
Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
-
Kerjasama Langsung (Directed
Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa Kerjasama
- Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama
atas dasar tertentu
- Kerjasama Tradisional (Traditional
Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
Ada 5 bentuk kerjasama :
- Kerukunan yang mencakup
gotong-royong dan tolong menolong
Bargaining. Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
Bargaining. Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
- Kooptasi (cooptation), yakni suatu
proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik
dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya
kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
- Koalisi (coalition), yakni
kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang
sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara
waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut
yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama
adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah
kooperatif.
- Joint venture, yaitu erjasama
dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak,
pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.
-
Akomodasi
Pengertian
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukk pada suatu keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukk pada suatu keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
Untuk mengurangi pertentangan
antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.
Mencegah meledaknya suatu
pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.
Memungkinkan terjadinya kerjasama
antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial
psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal
sistem berkasta.
Mengusahakan peleburan antara
kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk Akomodasi
-Corecion, suatu bentuk akomodasi
yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.
Compromise, bentuk akomodasi
dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai
suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
Arbitration, Suatu cara untuk
mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup
mencapainya sendiri
Conciliation, suatu usaha untuk
mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi
tercapainya suatu persetujuan bersama.
Toleration, merupakan bentuk
akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya. Stalemate, suatu
akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang
seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di
pengadilan
Hasil-hasil Akomodasi Akomodasi
dan Intergrasi Masyarakat
Akomodasi dan intergrasi
masyarakat telah berbuat banyak untuk menghindarkan masyarakat dari benih-benih
pertentangan laten yang akan melahirkan pertentangan baru. Menekankan
Oposisi Sering kali suatu persaingan dilaksanakan
demi keuntungan suatu kelompok tertentu dan kerugian bagi pihak lain Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda Perubahan lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru
atau keadaan yang berubah Perubahan-perubahan dalam
kedudukan Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi
Dengan adanya proses asimilasi, para pihak lebih saling
mengenal dan dengan timbulnya benih-benih toleransi mereka lebih mudah untuk
saling mendekati.
- Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial
dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi
perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan
kepentingan dan tujuan bersama.
Proses Asimilasi timbul bila ada :
Kelompok-kelompok manusia yang berbeda
kebudayaannya orang-perorangan sebagai warga
kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama
sehingga kebudayaan-kebudayaan dari
kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling
menyesuaikan diri.
Beberapa bentuk interaksi sosial
yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang asimilatif) bila
memilii syarat-syarat berikut ini
Interaksi sosial tersebut bersifat
suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tadi juga berlaku
sama interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau
pembatasan-pembatasan. Interaksi sosial tersebut
bersifat langsung dan primer
Frekuaensi interaksi sosial tinggi
dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola tersebut. Artinya, stimulan
dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering
dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan.
Faktor-faktor yang dapat
mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
Toleransi
kesempatan-kesempatan yang
seimbang di bidang ekonomi sikap menghargai orang asing dan
kebudayaannya sikap tebuka dari golongan yang
berkuasa dalam masyarakat persamaan dalam unsur unsur
kebudayaan perkawinan campuran (amaigamation)
adanya musuh bersama dari luar.
Faktor umum penghalangan
terjadinya asimilasi :
Terisolasinya kehidupan
suatu golongan tertentu dalam
masyarakat kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan
sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok
tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau
perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang
terjadinya asimilasi In-Group-Feeling yang kuat
menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group Feeling berarti adanya
suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan
kebudayaan kelompok yang bersangkutan. Gangguan dari
golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain
mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan
pribadi.
Asimilasi menyebabkan perubahan-perubahan
dalam hubungan sosial dan dalam pola adat istiadat serta interaksi sosial.
Proses yang disebut terakhir biasa dinamakan akulturasi. Perubahan-perubahan
dalam pola adat istiadat dan interaksi sosial kadangkala tidak terlalu penting
dan menonjol.
B.
Proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut
sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat
ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh
kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan
sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai
tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan
untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk kepentingan analisis ilmu
pengetahan, oposisi proses-proses yang disosiatif dibedkan dalam tiga bentuk,
yaitu :
- Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat
diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia
yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada
suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun
kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam
prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan
mempunya dua tipe umum :
Bersifat Pribadi : Individu,
perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya
terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di
suatu wilayah tertentu.
Bentuk-bentuk persaingan :
- Persaingan ekonomi : timbul
karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
- Persaingan kebudayaan : dapat
menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.
- Persaingan kedudukan dan peranan
: di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk
diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan
terpandang.
- Persaingan ras : merupakan
persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah
terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
Persaingan dalam batas-batas
tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi :
Menyalurkan keinginan individu
atau kelompok yang bersifat kompetitif Sebagai jalan dimana keinginan,
kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa medapat pusat perhatian,
tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing. Sebagai
alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi
untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan
kemampuannya.
Sebagai alat menyaring para warga
golongan karya (”fungsional”)
Hasil suatu persaingan terkait
erat dengan pelbagai faktor berikut ini :
- Kepribadian seseorang Kemajuan : Persaingan akan
mendorong seseorang untuk bekerja keras dan memberikan sahamnya untuk
pembangunan masyarakat.
- Solidaritas kelompok : Persaingan
yang jujur akan menyebabkan para individu akan saling menyesuaikan diri dalam
hubungan-hubungan sosialnya hingga tercapai keserasian.
-
Disorganisasi : Perubahan yang
terjadi terlalu cepat dalam masyarakat akan mengakibatkan disorganisasi pada
struktur sosial.
- Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya
merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan
pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese dan
Howard Becker ada 5 : yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan,
perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan
rencana yang sederhana seperti menyangkal
pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran,
mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dst. yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang
mengecewakan pihak lain yang rahasia, mengumumkan
rahasian orang, berkhianat. yang taktis,
mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh lain adalah memaksa pihak
lain menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi, intimidasi, dst.
Menurut Leo von Wiese dan Howard
Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
- Kontraversi generasi masyarakat :
lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat
cepat
- Kontraversi seks : menyangkut
hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
- Kontraversi Parlementer : hubungan
antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang
menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan,
dst.
Tipe Kontravensi :
- Kontravensi antar masyarakat
setempat, mempunyai dua bentuk : Kontavensi
antar masyarakat setempat yang berlainan (intracommunity struggle) dan Kontravensi
antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity
struggle)
- Antagonisme keagamaan Kontravensi
Intelektual : sikap meninggikan diri dari mereka yang mempunyai latar belakang
pendidikan yang tinggi atau sebaliknya Oposisi
moral : erat hubungannya dengan kebudayaan.
- Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun kelompok menydari
adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi,
unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain.
Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu
pertentangan atau pertikaian. Sebab musabab pertentangan adalah : Perbedaan
antara individu Perbedaan kebudayaan perbedaan kepentingan perubahan
sosial.
Pertentangan dapat pula menjadi
sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat.
Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah
tercapai.
Pertentangan mempunyai beberapa
bentuk khusus:
- Pertentangan pribadi
- Pertentangan Rasial : dalam hal
ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang
menimbulkan pertentangan
- Pertentangan antara kelas-kelas
sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
- Pertentangan politik : menyangkut
baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara
yang berdaulat
- Pertentangan yang bersifat
internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian
merembes ke kedaulatan Negara
Akibat-akibat bentuk pertentangan
- Tambahnya solidaritas in-group
Apabila pertentangan antara
golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah
sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
-
Perubahan kepribadian para
individu
- Hancurnya harta benda dan
jatuhnya korban manusia Akomodasi, dominasi, dan
takluknya salah satu pihak.
Baik persaingan maupun
pertentangan merupakan bentuk-bentuk proses sosial disosiatif yang terdapat
pada setiap masyarakat.
C. PENGERTIAN
INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan
yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya nilaidan norma yang berlaku,interaksi sosial
itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan - aturan dan nilai –
nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas
pribadi masing – masing,maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan
sesuai dengan yang kita harapkan. Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya
manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya,ia akan
selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat
berinteraksi ataupun bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi
sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial.
Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada
kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama
lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling
berinteraksi.
Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses
sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar satu
individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.
Interaksi sosial adalah hubungan
timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan
antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan
proses komunikasi diantara orang-orang untuk saling mempengaruhi perasaan,
pikiran dan tindakan. Interaksi sosial
akan berlangsung apabila seorang individu melakukan tindakan dan dari tindakan
tersebut menimbulkan reaksi individu yang lain. Interaksi sosial terjadi jika
dua orang atau lebih saling berhadapan, bekerja sama, berbicara, berjabat
tangan atau bahkan terjadi persaingan dan pertikaian.
Interaksi sosial merupakan
hubungan tersusun dalam bentuk tindakan berdasarkan norma dan nilai sosial yang
berlaku dalam masyarakat. Dan disinilah dapat kita amati atau rasakan bahwa
apabila sesuai dengan norma dan nilai dalam masyarakat, interaksi tersebut akan
berlangsung secara baik, begitu pula sebaliknya, manakala interaksi sosial yang
dilakukan tidak sesuai dengan norma dan nilai dalam masyarakat, interaksi yang
terjadi kurang berlangsung dengan baik.
Interaksi sosial merupakan kunci
dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interkasi sosial tak akan mungkin ada
kehidupan bersama.
Interaksi Sosial sebagai Faktor
Utama dalam Kehidupan Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok
manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi anatara
kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi
anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara
kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut
lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan
kepentingan kelompok.
Interaksi sosial hanya berlangsung
antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi
sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia mengadakan hubungan yang
langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem
syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
D. SYARAT
INTERAKSI SOSIAL
Menurut
Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua
syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
§ Kontak Sosial
Kata
“kontak” (Inggris: “contact") berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak
berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak
selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa
melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara
melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik
tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki
sifat-sifat berikut.
1. Kontak sosial dapat
bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada suatu kerja
sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan atau
konflik.
2. Kontak sosial dapat
bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi apabila para
peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak antara guru
dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau
pertemuan ayah dan anak di meja makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi
apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan
melalui telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang
ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh
sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya, yang
terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.
§ Komunikasi
Komunikasi
merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi
yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan
fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada lima unsur pokok
dalam komunikasi yaitu sebagai berikut.
1. Komunikator, yaitu orang
yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
2. Komunikan, yaitu orang
atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
3. Pesan, yaitu sesuatu yang
disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan
perasaan.
4. Media, yaitu alat untuk
menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan
film.
5. Efek, yaitu perubahan yang
diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
Ada
tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah
sebagai berikut.
§ Encoding
Pada
tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam
kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah,
kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus
menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.
§ Penyampaian
Pada
tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan
gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari
keduanya.
§ Decoding
Pada
tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang
diterima menurut pengalaman yang dimiliki.
E. FAKTOR
DASAR TERBENTUKNYA INTERAKSI SOSIAL
Proses interaksi sosial yang terjadi dalam
masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti, simpati, motivasi,
identifikasi dan empati.
-
Imitasi: atau meniru adalah suatu
proses kognisi untuk melakukan tindakan
maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan alat indera sebagai penerima rangsang
dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan
kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak
hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain.
Imitasi saat ini dipelajari dari
berbagai sudut pandang ilmu seperti psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi
hewan (animal study), antropologi, ekonomi, sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan
fungsi imitasi pada pembelajaran terutama
pada anak, maupun kemampuan manusia untuk berinteraksi secara sosial sampai
dengan penurunan budaya pada generasi selanjutnya.
-
Identifikasi: adalah pemberian tanda-tanda pada golongan
barang-barang atau sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan
komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan
kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen
itu dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana. Cara pemberian tanda
pengenal pada komponen, barang atau bahan bermacam-macam antara lain dengan
menggantungkan kartu pengenal, seperti halnya orang yang akan naik kapal
terbang, tasnya akan diberi tanpa pengenal pemilik agar supaya nanti
mengenalinya mudah.
-
Sugesti: adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu
kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan
tanpa berpikir kritis dan rasional.
-
Motivasi: yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat, sehingga orang yang
diberi motivasi menuruti tau melaksanakan
apa yang dimotivasikan secara kritis,rasional dan penuh rasa tanggung
jawab . Motivasi biasanya diberikan oleh
orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya dari
seorang ayah kepada anak, seorang guru kepada siswa.
-
Simpati: adalah ketertarikan
seseorang kepada orang lain hingga mampu merasakan perasaan orang lain
tersebut. Contoh: membantu orang lain yang terkena musibah hingga memunculkanemosional yang mampu merasakan orang
yang terkena musibah tersebut.
-
Empati: yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak
semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat
intens/dalam.
III.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses
Sosial, yaitu proses dimana adanya interaksi antar manusia dan kelompok
masyarakat.
Interaksi
Sosial adalah hubungan timbal balik antar individu dengan individu, individu
dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok dalam masyarakat. Interaksi ini
sifatnya dinamis.
Tidak
ada manusia yang mampu menghindari interaksi sosial dalam menjalani kehidupan,
karena interaksi serta proses sosial merupakan salah satu cara untuk komunikasi
dan menjalin hubungan satu sama lainnya.
B. REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar