Rabu, 28 November 2012

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN BUDAYA



MAKALAH SOFTSKILL 3
“MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN BUDAYA”





DESI EKA PUTRI
11611880
2SA01

UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK-KELAPA DUA
2012-2013





I.        PENDAHULUAN

    A.  LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Tuhan menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya, berakal serta berbudi. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia saling membutuhkan satu sama lain. Tidak ada makhluk yang sempurna dibumi ini. Memang manusia dibuat sesempurna mungkin oleh Tuhan, namun tetap saja manusia saling membutuhkan satu sama lainnya. Karena itu merupakan salah kodrat nya sebagai seorang manusia.

   B.  TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa arti dari manusia sebagai makhluk sosial dan budaya, serta untuk mengetahui alasan manusia disebut sebagai makhluk sosial.

   C.  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan tujuan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa point masalah, yaitu :
-      Apakah yang dimaksud dengan makhluk sosial ?
-      Apa saja dasar-dasar struktur sosial, tujuan manusia bersosialisasi, serta faktor yang mempengaruhi sosialisasi ?
-      Apakah alasan manusia bersosialisasi ?
-      Apakah yang dimaksud dengan makhluk berbudaya ?
-      Apa saja fungsi dan peran sosial budaya dalam kehidupan manusia ?
-      Apakah yang dimaksud dengan perubahan sosial budaya ?
-      Apa saja faktor-faktor perubahan sosial budaya ?





II.     PEMBAHASAN

A.      Pengertian Makhluk Sosial
Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai makhluk sosial (ditengah keluarganya). Makhluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sebagai individu, manusia dituntut untuk dapat mengenal serta memahami tanggung jawabnya bagi dirinya sendiri, masyarakat dan kepada Sang Pencipta.
Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, manusia sebagai makhluk sosial akan membentuk kelompok berdasarkan ikatan atau pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologipengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
B.       Dasar-dasar Struktur Sosial
Dalam mengamati berbagai berbagai peranan sosial, antropologi sosial biasanya menggunakan model tertentu dalam melakukan pendekatannya. Antara lain melalui konsep integrasi sosial. Konsep ini melihat bahwa terdapatnya hubungan dan saling mempengaruhi di antara tingkah laku sosial, kekuatan dan kelemahan pada suatu unit system kekerabatan yang mana semua itu berada dalam suatu bangunan sosial atau struktur sosial.
Struktur sosial biasanya meliputi dasar-dasar keluarga, perkawinan, sistem kekerabatan, status dan peranan sosial, stratifikasi sosial, himpunan yang berdasarkan kelompok usia dan keturunan, organisasi sosial. Struktur sosial mencakup berbagai macam kelompok sosial, termasuk di dalamnya pranata sosial atau sosial institution.
C.      Tujuan Manusia Bersosialisasi dengan Manusia lain
Tujuan sosialisasi secara esensial (secara pokok) adalah untuk dapat mengantarkan manusia pada kebutuhan dan tuntutan untuk dapat terus bertahan hidup di bidang fisik maupun sosial budaya (Stephan & Stephan, 1990).
Dalam konteks fisik, proses sosialisasi harus dapat membekali manusia dengan kemampuan-kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologis dasar yang diperlukan untuk terus hidup dalam lingkungan fisik mereka.
Dalam konteks sosial budaya, proses sosialisasi harus dapat membantu manusia dengan pemahaman tentang sistem norma dan peran yang dikembangkan dalam masyarakat.
Adapun tujuan pokok dari pada sosialisasi (buku sari sosiologi) adalah :
1.     Memberi ketrampilan yang dibutuhkan seseorang dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat.
2.    Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif.
3.    Membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4.    Menanamkan kepada seseorang nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.


D.        Faktor yang Mempengaruhi Sosialisasi
Sosialisasi bekaitan erat dengan kepribadian. Hal ini karena kepribadian terbentuk sebagai hasil sosialisasi individu terhadap apa yang ada disekelilingnya seperti nilai, norma, kebiasaan, adat-istiadat kebudayaan.
Ada lima faktor yang menjadi dasar perkembangan kepribadian (sosialisasi) yaitu :
1.     Sifat dasar, yaitu suatu sifat dari keseluruan potensi yang diwariskan dari ayah dan ibunya.
2.    Lingkungan prenatal, yaitu lingkungan dimana dia sebelum lahir (ketika dia masih didalam rahim sang ibu. Pada saat ini dia dapat pengaruh dari ibunya seperti jenis penyakit, gangguan enduktrin yang bisa mengakibatkan gangguan mental, srtuktur tubuh seperti cacat, kidal, dan sebagainya.
3.    Perbedaan perorangan (individu), yaitu bayi yang tumbuh dan berkembang sebagai individu yang unik dan berbeda dengan individu-individu yang lain.
4.    Lingkungan, yaitu kondisi disekitar individu yang mempengaruhi rasa sosialisasinya yang meliputi : lingkungan alam, lingkungan kebudayaan, lingkungan manusia lain dan masyarakat disekitarnya.
5.    Motivasi, yaitu kekuatan dari dalam individu yang menggerakkannya untuk berbuat sesuatu.

E.      Alasan Manusia Bersosialisasi
Ada beberapa alasan manusia bersosialisasi, yaitu :
-      Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
-      Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
-      Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
-      Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Terdapat norma-norma sosial sebagai patokan untuk bertingkah laku bagi manusia dikelompoknya, yaitu :
-      Norma agama, berisi perintah agar dipatuhi dan larangan agar dijauhi umat beragama.
-      Norma kesusilaan atau moral, bersumber dari hati nurani manusia untuk mengajak pada kebaikan dan menjauhi keburukan.
-      Norma kesopanan, dimaksudkan untuk menciptakan keharmonisan hubungan antara sesama manusia.
-      Norma hukum, berisi perintah dan larangan yang dibuat secara resmi oleh Negara yang pemberlakuannya dapat dipaksakan.

F.      Pengertian Makhluk Berbudaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Manusia dinilai berbudaya jika manusia tersebut memiliki akal dan pikiran yang selalu aktual dalam mengisi kehidupannya dengan tidak lelah mencari ilmu pengetahuan apapun untuk mengembangkan kepribadiannya. Dengan berbekal akal dan pikiran yang terus-menerus diasah, diharapkan manusia tersebut mencapai tujuan-tujuan hidup mereka dengan baik. Sehingga dari hal tersebut, manusia dapat membagi apa yang telah meraka dapatkan dengan manusia-manusia lainnya yang membutuhkan.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial Yang Berbudaya
Dalam kehidupan sebagai makhluk sosial yang berbudaya, manusia hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain haruslah didasari dengan budi dan akal yang dimiliki. Aspek ini turut menentukan perilaku komunikatif diantara keduanya.
G.      Fungsi dan Peran Sosial Budaya Dalam Kehidupan Manusia
Fungsi dan peran sosial budaya dalam kehidupan manusia, adalah :
-      Pedoman dan aturan dalam hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
-      Sebagai pembeda antara manusia dengan hewan, hewan hanya memiliki insting bertahan hidup, bukan kebiasaan yang berkembang.
-      Petunjuk bagaimana manusia harus berperilaku dalam kehidupan sosial.
-      Modal dasar pembangunan umat manusia membentuk peradaban.
Dalam sebuah sosial budaya yang tercipta juga tak jarang menimbulkan ekses yang negative. Hal ini dikarenakan tidak cukupnya pengendalian masyarakat terhadap budaya tersebut. Beberapa dampaknya adalah :
-      Kerusakan lingkungan dan ekosistem alam.
-      Terjadinya kesenjangan sosial dan penyakit masyarakat yang berujung pada tingkat kriminalitas.
-      Dapat megurangi dan menghilangkan ikatan batin dan moral diantara sesama masyarakat.
H.      Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.
Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

I.      Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Sosial Budaya
Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial budaya, yaitu :
1.    tekanan kerja dalam masyarakat.
2.   keefektifan komunikasi.
3.   perubahan lingkungan alam.
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian , dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.


III.   PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Manusia merupakan makhluk paling sempurna  yang diciptakan oleh Tuhan YME. Pada kodratnya manusai memang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan bantuan makhluk lainnya, itulah sebabnya mengapa manusia disebut sebagai makhluk sosial. Dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat tentunya manusia menggunakan akal budi nya. Penggunaan akal budi ini merupaka alasan mengapa manusia disebut sebagai makhluk berbudaya. Maka, dalam menjalani kehidupan sosial masyarakat manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial dan berbudaya.
B.  REFERENSI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar